MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“SISTEM INFORMASI PEMASARAN”
Nama Kelompok :
1. Nanik Sugini /1510210291
2. Irsha Febryana / 1610210345
3. Sri Rahayu /1610210346
4. Anung Dwi Astiar /1610210348
5. Sindy Desiedera / 1610210427
6. Leny Diana N.E.P /1610210510
7. Devina Permata A /1610210709
8. Ceria Agus Tiana / 1610210797
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
(STIESIA) SURABAYA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan makalah Sistem Informasi Manajemen
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen Lydia Setyawardani, SE., M.Si., Ak yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemasaran merupakan area fungsional pertama yang menunjukkan minat pada SIM. Segera setelah konsep SIM muncul, para pemasar menyesuaikannya ke area aplikasi mereka dan menyebutnya sistem informasi pemasaran (marketing information―MKIS). Model grafis MKIS awal menjadi dasar untuk mengorganisasikan semua sistem informasi fungsional.
Struktur model yang akan diguankan disini dan tiga bab berikutnya terdiri dari subsistem input yang mengumpulkan data dan informasi dari dalam perusahaan dan dari lingkungan database tempat data disimpan, dan subsistem output yang mengubah data menjadi informasi.
MKIS terdiri dari tiga susbsistem input : SIA, penelitian pemasaran, dan intelijen pemasaran. Subsistem output mengarahkan kebutuhan informasi dari tempat unsur bauran pemasaran (produk, tempat, promosi, dan harga), ditambah integrasi keempatnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Struktur Organisasi Fungsional?
2. Apa saja Prinsip Pemasaran?
3. Bagaimana Model Sistem Informasi Pemasaran?
4. Bagaimana evolusi Sistem Informai Pemasaran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengenali tingkat perhatian yang tinggi yang telah ditunjukkan bagian pemasaran dalam sistem informasi fungsional.
2. Mengenali beberapa program dalam koleksi perangkat lunak yang mendukung keputusan yang berhubungan dengan produk, tempat, promosi, harga dan bauran terintegrasinya.
3. Mengetahui bahwa subsistem output mencakup berbagai jenis perangkat lunak yang mengubah data menjadi informasi yang menjelaskan area fungsional.
4. Mengerti cara subsistem input mengumpulkan data dan informasi secara intern maupun dari lingkunagan.
5. Mengenali bagaiamana tekonologi informasi telah disatukan ke dalam penelitian pemasaran dan pengumpulan intelijen pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 STRUKTUR ORGANISASI FUNGSIONAL
Organisasi Fungsional adalah organisasi yang susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi tersebut Dalam organisasi ini seorang tenaga pengajar tidak hanya bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pada organisasi ini pemimpin berhak memerintahkan semua para tenaga pengajar/para karyawannya, selama masih dalam hubungan pekerjaan. Sehingga seorang pekerja dapat saja diperintah oleh lebih dari satu pimpinan sesuai dengan keahliannya.
Disini akan dibahas struktur organisasi fungsional. Struktur organisasi fungsional dibentuk berdasarkan tugas-tugas yang ada dalam organisasi.
Ciri-ciri nya adalah:
1. Organisasi kecil
2. Di dalam nya terdapat kelompok-kelompok kerja staff ahli
3. Spesialisasi dalam pelaksanaan tugas
4. Target yang hendak dicapai jelas dan pasti
5. Pengawasan dilakukan secara ketat
Kebaikan struktur organisasi ini adalah:
1. Program terarah jelas dan cepat
2. Anggaran personalia dan sarana tepat dan sesuai
3. Pengawasan dilakukan secara ketat
Keburukan struktur organisasi ini adalah:
1. Bingung dalam mengikuti prosedur administrasi
2. Koordinasi sulit dilaksanakan
3. Inspeksi sulit dilaksanakan
Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization) merupakan Struktur Organisasi yang paling umum digunakan oleh suatu organisasi.Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi, Pemasaran dan Sumber Daya Manusia.
Karyawan-karyawan yang memiliki keterampilan (skill) dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit kerja. Struktur Organisasi ini tepat untuk diterapkan pada Organisasi atau Perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk maupun layanan.Struktur organisasi bentuk ini dapat menekan biaya operasional namun mengalami kesulitan dalam berkomunikasi antar unit kerja.
ContohStrukturOrganisasiFungsional:
Organisasi dengan struktur fungsional ini memiliki beberapa kelebihan serta kekurangan di dalam penerapannya.berikut penjelasannya:
Kelebihan Fungsional:
1. Adanya spesialisasi pekerjaan dalam organisasi
2. Pembagian kerja jelas
3. Kordinasi organisasi mudah dijalankan
4. Sudah memiliki tenaga ahli di bidangnya
Kekurangan Fungsional:
1. Pimpinan tidak memiliki bawahan yang jelas
2. Keterampilan karyawan terbatas pada satu bidang
3. Koordinasi menyeluruh susah dilakukan
4. Karyawan bersifat individual
2.2 PRINSIP PEMASARAN
Banyak orang berfikir mengenai pemasaran dalam arti sempit,seperti halnya mencangkup penjualan dan periklanan.Definisi dari pemasaran adalah suatu kegiatan perorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan,pendistribusian,promosi dan penentuan harga barang,jasa,dan gagasan.
Bauran Pemasaran
Manajer pemasaran memiliki beragam sumber daya untuk dikaryakan.Tujuannya adalah mengembangkan strategi yang menerapkan sumber daya ini bagi pemasaran barang,jasa dan gagasan perusahaan.
Strategi pemasaran terdiri dari campuran unsur-unsur yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix) : produk,promosi,tempat dan harga.Semua itu dikenal sebagai 4P.
1. Produk adalah apa yang dibeli oleh pelanggan untuk memuaskan keinginanya atau kebutuhannya.
2. Promosi berhubungan dengan semua cara yang mendorong penjualan produk,termasuk periklanan dan penjualan langsung.
3. Tempat berhubungan dengan cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui saluran distribusi
4. Harga terdiri dari semua elemen yang berhubungan dengan apa yang dibayar oleh pelanggan untuk produk itu.
Prinsip-prinsip Pemasaran :
1. Krediblitas
Orang tidak meragukan kredibilitas produk yang Anda miliki.
2. Keahlian
Orang itu senang mencari ahli untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Orang juga akan senang jika solusi yang anda tawarkan benar-benar tepat untuknya.
3. Bukti
Orang akan percaya terhadap produk anda ketika mereka mendapatkan bukti nyata dari produk anda. Contoh: produk anda benar-benar efektif, testimony, dll.
4. Kejujuran
Dengan kejujuran, orang akan senang berbisnis dengan anda. Kejujuran dapat menjadi efek viral bagi bisnis anda secara alami.
5. Dekat dengan pelanggan
Kedekatan anda dengan pelanggan menjadikan produk anda memiliki efek psikologis positif sehingga mereka merasa memiliki produk anda.
2.3 MODEL SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Model sistem informasi pemasaran terdiri dari beberapa kombinasi subsistem baik input maupun output yang dihubungkan dengan database.
Subsistem Input
1. Sistem Informasi Akutansi
Pemasaran berperan penting dalam SIA perusahaan dnegan menyediakan data pesanan penjualan. Mungkin wiraniaga akan memasukkan data dari kantor pelanggan, dengan menggunakan laptop, atau pegawai pesanan penjualan di kantor pusat mungkin mengambil data pesanan melalui telepon atau surat, dan memasukkannya ke dalamm terminal keyboard.
Data itu digunkan untuk menyiapkan informasi dalam bentuk laporan periodik dan khusus. Data itu juga menyediakan input bagi model matematika dan sistem pakar.
2. Subsistem Penelitian Pemasaran
Manajer pemasaran dapat menggunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi, tetapi sebagian besar keiatan ditujukkan pada pelanggan dan calon pelanggan. Pemasar menggunakan istilah konsumen untuk menggambarkan kedua kelompok ini.
a. Data primer dan data sekunder
Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan – primer dan sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh perusahaan. Contohnya adalah data yang dikumpulkan oleh wiraniaga perusahaan. Sedangkan data yang dikumpulkan oleh orang lain disebut data sekunder.
1) Menggunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan data sekunder
Beberapa data sekunder harus dibeli dan sering tersedia dalam bentuk pita magnetik atau disket untuk mempermudah pemasukan ke dalam CSIB. Data sekunder lain, seperti yang terdapat di perpustakaan, dapat diperoleh secara Cuma-suma.
2) Menggunakan data penelitian pemasaran untuk mengumpulkan data primer
Pengumpulan data primer biasanya dilakukan dengan melakukan survei. Survei dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang sama kepada sejumlah orang baik melalui wawancara pribadi, telepon, atau surat.
Saat pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan kepada sejumlah kecil orang (tiga atau empat orang) maka teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-depth interview).
Teknik penelitian selanjutnya adalah dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku tertentu atau mencari bukti bahwa hal tersebut benar-benar terjadi, kegiatan ini disebut dengan pengamatan (observation).
Pemasaran juga menerapkan teknik pengujian terkndali (controlled experiment) dari ilmu fisika dan perilaku, dan pasar nyata maupun ruang kelas digunakan sebagai laboratorium.
a. Perangkat lunak penelitian pemasaran
Walau perangkat lunak membuat riset pemasaran dapat dilakukan oleh semua ukuranperusahaan, ini bukan merupakan kunci bagi penelitian yang efektif. Kuncinya adalah keahlian yang digunakan untuk merancang proyek penelitian dan menafsirkan penemuannya. Jika keahlian tidak ada dalam perusahaan, keahlian itu dapat berasal dari konsultan, atau perusahaan sapat mendaftarkan para pegawainya pada penelitian pemasaran.
3. Subsistem Inteligen Pemasaran
Subsistem intelijen pemasaran berperan untuk mengumpulkan data pesaing. Pemasaran tidak bertanggung jawab untuk membuat arus keluar bagi pesaing tapi membuat arus masuk.
Jika mendengar kata intelijen pemasaran maka akan dengan mudah kita menghubungkannya dengan memata-matai perusahan lain – spoinase industri (industrial espionage). Pekerjaan tersembunyi ini berlangsung dalam dunia bisnis yang kompetitif, tapi sedikit kejadian yang telah dipublikasikan. Perusahaan enggan untuk melaporkan pencurian informasi berharga karena takut merusak citra perusahaannya.
Intelijen pemasaran (marketing intellegence) mengacu pada berbagai kegiatan yang etis dan dapat digunakam untuk mendapatkan informasi tentang pesaing. Intelijen bisnis digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan dapat terus mengikuti perkembangan eleme-elemen lingkungannya, dengan menggunakan media elektronik.
Subsistem Output
Tiap subsistem output menyediakan informasi tentang subsistem itu sendiri bagian dari bauran.
1. Subsistem produk
Produk biasanya menyerupai unsur pertama yang dijelaskan dalam bauran pemasaran. Perusahaan memutuskan untuk menyediakan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu. Selanjutnya unsur-unsur lain (tempat, promosi dan harga) akan diidentifikasi dan dijelaskan.
a. Siklus hidup produk
Tugas manajemen pemasaran adlah mengembangkan strategi dan tektik untuk setiap unsur dalam bauran pemasaran. Dan kemudian mengintegrasikannya menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh. Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini. Siklus hidup produk (product life cycle) sendiri memiliki arti menenlusuri penjualan suatu produk dari perkenalan, perkembangan, dewasa dan penurunan.
b. Model evolusi produk baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan scara matang, dengan dasar keuangan yang baik, dan dibuat oleh eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru mengemnangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya. Perusahaan dapat memiliki komitmen produk baru (new product comittee), yang melakukan fungsi seleksi dengan menggunakan model evaluasi produk baru (new product evaluation model) untuk menghitung nilai bagi calon produk baru. Eksekutif perusahaan gunakan nilai-nilai itu dalam membuat keputusan produk baru.
2. Subsistem tempat
Berbagai saluran distribusi yang digunakan perusahaan untuk menyalurkan produknya ke konsumen merupakan unsur tempat dalam bauran pemasaran. Produk atau material, bukan satu-satunya sumber daya yang mengalir melalui saluran tersebut.
Gambar diatas menunjukkan sumber daya yang mengalir melalui suatu saluran yang mencakup pemasok, perusahaan manufaktur, pedagang besar, pengencer dan komsumen. Arus material berawal dari pemasok dan berakhir di konsumen. Arus uang adalah kebalikannya dan saluran informasi menyediakan arus dua arah yang menghubungkan semua peserta.
3. Subsistem promosi
Sangat sulit untuk menerapkan komputer pada area promosi. Berbagai perusahaan telah melakukan analisis penjualan sejak jaman punch-cards, tetapi laporan-laporan itu hanya menyediakan gambaran masa lalu.bahkan lebih sedikit yang dicapai dalam periklanan karena sifat kreatifnya.
Satu area promosi tempat komputer dapat diterapkan adalah komunikasi wiraniaga.jika perusahaan ingin melengkapai tenaga penjualannya dengan cara komunikasi yang fleksibel, hal ini bisa dicapai dengan komputer mikro portable. Para wiraniaga membawa komputer portable saat mereka menjelajahi wilayahnya dan menggunakannya untuk :
a. Bertanya (query) pada database untuk menjawab pertanyaan yang diajukan konsumen tentang produk yang ingin dibeli – ketersediaan, harga, biaya pengiriman dan sebagainya.
b. Memasukkan data pensanan penjualan ke dalam sistem pemasukan pesanan.
c. Menyerahkan laporan panggilan (call reports) yang mengikhtisarkan tiap panggilan penjualan, menspedifikasikan siapa yang dihubungi, apa yang dibahas, apa tujuan selanjutnya, dan sebagainya. Dengan mudah laporan panggilan darurat dirancang sehingga mmemuat ruang untuk mencatat intelejen persaingan. Kenyataan, lappran dapat dirancang sehingga berbagai jenis intelejen dapat dikumpulkan dari satu bulan ke bulan selanjutnya, bervariasi dengan kegiatan kompetitif.
Saat manajemen pemasara n memutuskan untuk menerapkan sistem komunikasi elekronik tersebut, para wiraniaga perlu mengerti bagaimana penjualan mereka akan meningkat. Misalnya sistem dapat memberikan beberapa hal untuk wiraniaga seperti :
a. Informasi tentang calon pelanggan baru
b. Informasi seperti konsumen yang ada seperti pola historis seperti pembelian terdahulu, dan
c. Informasi tentang produk yang paling menguntungkan untuk dijual, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat komisi, bonus, dan kontes.
Semua informasi ini memungkinkan wiraniaga melakukan tugasnya dengan lebih baik. Semua orang merasakan keuntungannya – wiraniaga meningkatkan komisinya, perusahaan meningkatkan oenjualannya, dan konsumen menerima pelayanan yang lebih baik.
4. Subsistem harga
Area harga hampir mendekati area promosi dalam hal kesulitan dukungan keputusan tergantung dari kebijakan harga perusahaan.
a. Penentuan harga berdasarkan biaya
Pendekatan ini bersifat hati-hati dengan menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dan menambahkan mark-up yang diinginkan. Perusahaan akan mendapatkan untung sesuai dengan yang diharapkan saat mereka menjual barang-barang tersebut.
b. Penentuan harga berdasarkan permintaan
Penentuan harga berdasarkan permintaan disebut juga kebijakan harga yang kurang berhati-hati karena menempatkan harga sesuai dengan nilai yang yang ditempatkan oleh konsumen terhadap produk. Kunci dari pendekatan ini adalah dengan memoerkirakan permintaan dengan tepat. Ini memerlukan pemahaman yang baik tentang konsumen serta pasar, termasuk keadaan ekonomi dan persaingan.
5. Subsistem bauran terintegrasi
Subsistem bauran terintegrasi (integrated mix sybsystem) mendukung manajer saat unsur-unsur bauran pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini mencapai dengan memproyeksikan berbagai kemungkinan yang dihasilkan dari berbagai kombinasi.
Database
Data yang digunakan oleh subsistem output, berasal dari database. Beberapa data dalam data base unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi dengan area fungsional lainnya.
Gambar model Sistem Informasi Pemasaran
2.4 EVOLUSI SISTEM INFORMASI PEMASARAN
Pada tahun 1966, Prof. Philip Kotler dari Northwestern University, menggunakan istilah Pusat Saraf Pemasaran (Marketing Nerve Center)untuk menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang mampu mengumpulkan dan mengolah informasi pemasaran.
Walaupun Kotler tidak menggunakan istilah sistem informasi pemasaran, tetapi itulah yang ada dalam pikirannya.
Ø Kotler mengidentifikasikan 3 jenis informasi pemasaran, yaitu :
a. Intelijen Pemasaran (Marketing Intelligent), informasi yang mengalir dari lingkungan ke perusahaan.
b. Informasi Pemasaran Intern (Internal Marketing Information), informasi yang dikumpulkan di dalam perusahaan.
c. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication), informasi yang mengalir dari perusahaan ke lingkungan.
Gambar Arus Informasi menurut Kotler
Kita dapat mendefinisikan sistem informasi pemasaran (marketing information system―MKIS) sebagai suatu sistem berbasis komputer yang bekerja sama dengan sistem informasi fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan pemasaran produk perusahaan.
Dua elemen dalam definisi tersebut merupakan pokok peting. Pertama, semua sistem informasi fungsional harus bekerja sama, dan kedua, dukungan pemecahan masalah tidak terbatas pd manajer pemasaran.
Model Awal Pemasaran
Selama periode 1967 – 1974, tidak kurang dari lima model MKIS dijelaskan dalam literatur. Brien dan Stafford merupakan bagian dari pembuat model pertam, dengan mendasarkan rancangan mereka pada 4P dan menekankan pengembangan program pemasaran strategis. King dan Cleland menekankan perencanaan strategis; sementaraKotler, Montgomery dan Urban , serta Crissy dan Mossman menekankan dukungan keputusan.
Berbagai upaya pemodelan ini dimulai tahun 1960-an dan berlanjut hingga 1970-an, memberikan landasan teoritis yang kuat untuk sistem informasi fungsional selanjutnya di semua area. Model MKKIS yang dijelaskan dalam bab ini, dan juga model fungsional di bab-bab berikutnya, dipengaruhi oleh berbagai upaya awal ini.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Munculnya sistem-sistem informasi fungsional tak lama setelah konsep SIM lahir merupakan bukti nyata pertama dari suatu gerakan menuju end-user computing. Model sistem informasi pemasaran (MKIS) kami, penelitian pemasaran, dan subsistem intelijen pemasaran. SIA menyediakan input bagi perangkat lunak yang menghasilkan informasi dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan sistem pakar.
Penelitian pemasaran menggunakan berbagai teknik pengumpulan data―survei, wawancara mendalam, pengamatan dan percobaan terkendali. Sebagian besar kegiatan MKIS ditujukan untuk membangun kemampuan pengumpulan intelijen. Pelayanan data online dan CD-ROM menyediakan intelijen hanya sejauh sentuhan pada keyboard.
Daftar Pustaka
McLeod, Raymond. Sistem Informasi Manajemen, edisi 7. Prenhallindo. Jakarta. 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar