MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR”
Nama
Kelompok :
1. Nanik Sugini /1510210291
2. Irsha Febryana / 1610210345
3. Sri Rahayu /1610210346
4. Anung Dwi Astiar /1610210348
5. Sindy Desiedera / 1610210427
6. Leny Diana N.E.P
/1610210510
7. Devina Permata A
/1610210709
8. Ceria Agus Tiana
/ 1610210797
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
INDONESIA
(STIESIA) SURABAYA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat
menyalesaikan makalah Sistem Informasi Manajemen
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Untuk itu
saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Sistem
Informasi Manajemen Lydia Setyawardani, SE., M.Si., Ak yang
telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat
pada waktunya.
Oleh karena itu, saya mohon kritik dan
saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari
sebelumnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi
saya selaku penyusun.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manajemen
manufaktur menggunakan komputer baik sebagai sistem konseptual, maupun sebagai
suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided
design (CAD), computer-aided
manufacturing (CAM), dan robotik semuanya menggambarkan cara menggunakan
teknologi komputer dalam sistem fisik.
Evolusi komputer sebagai suatu sistem manufaktur
konseptual paling mudah dilihat dalam bidang persediaan. Awalnya terdapat
sistem yang menentukan titik pemesanan kembali. Kemudian, datang konsep
MRP―pertama diterapkan sebagai perencanaan kebutuhan bahan baku (material requirements planning) dan
kemudian sebagai manufacturing resource
planning. Sistem MRP menawarkan suatu cara untuk mencapai manajemen
persediaan. Cara yang lain adalah pendekatan just-in-time. JIT unik diantara konsep-konsep produksi modern
karena tidak terlalu bergantung pada teknologi komputer.
Sistem informasi manufaktur terdiri tiga subsistem input
dan empat subsistem output. Sistem informasi akuntansi menangkap data langsung
(real time) yang menjelaskan
penggunaan sumber daya fisik. Subsistem industrial engineering menyediakan
standar produksi yang memudahkan management
by exception. Subsistem intelijen manufaktur memungkinkan manajemen
mengetahui perkembangan terakhir mengenai kegiatan serikat pekerjanya dan
pemasok.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Model Sistem Informasi Manufaktur?
2. Apa yang
dimaksud dengan Manufacturing Inteligence Subsystem?
3. Bagaimana Manajer
menggunakan Informasi Keuangan?
4.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
konsep titik pemesanan kembali, Material
requirements planning (MRP), dan Manufacturing
resource planning (MRP II)
2. Mengetahui
hal-hal dasar dari pendekatan just-in-time (JIT) pada manufactur.
3. Mengetahui
cara-cara yang dapat dilakukan jaringan pengumpulan data untuk mengumpulkan
data kehadiran dan data pekerjan secara langsung.
4. Mengetahui
bagaimana sistem informasi manufaktur dapat memungkinkan perusahaan untuk
mencapai tujuan berganda dari kualitas tinggi dan biaya rendah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MODEL SISTEM INFORMASI
MANUFAKTUR
Sistem
Informasi manufaktur mencakup semua aplikasi komputer dalam area manufaktur
sebagai sistem konseptual.
2.1.1
Subsistem Input
Sistem informasi
akuntansi mengumpulkan data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data
lingkungan yang menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasoknya.
Subsistem
industrial engineering
menyerupai subsistem penelitian pemasaran karena terutama teridiri dari
proyek-proyek pengumpulan data khusus. Dua subsistem itu berbeda karena
subsistem industrial engineering mengumpulkan data dari dalam perusahaan
bukannya dari lingkungan.
Subsistem
intelijen manufaktur mengumpulkan data dari lingkungan.
Pemasok dan serikat pekerja merupakan tanggung jawab khusu manufaktur.
2.1.2
Sistem informasi Akuntansi
Tugas pengumpulan data
yang menjelaskan operasi produksi paling baik dilaksanakan dengan menggunakan
terminal pengumpulan data. Pegawai produksi memasukkan data ke dalam terminal
dengan menggunakan kombinasi media yang dpaat dibaca mesin dan keyboard. Media
tersebut paling sering berbentuk dokumen dengan bar codes yang dapat dibaca
secara optis. Media lain meliputi dokumen dengan tanda pensil yang dapat dibaca
secara optik, dan kartu plastik dengan garis-garis catatan yang dapat dibaca
secara magnetis. Setelah dibaca, data tersebut dtransimisikan ke komputer pusat
untuk memperbaruhi database sehingga mencerminkan status terkini sistem fisik.
2.1.3
Sistem Industrial Engineering
Industrial Engineering (IE) merupakan analisis sistem
yang terlatih khusus yang mempelajari operasi manufaktur dan membuat
saran-saran perbaikan. IE mengkhususkan diri dalam rancangan dan operasi sistem
fisik tetapi juga memahami sistem konseptual. IE dapat merupakan seorang
anggota tim proyelk yang mengembangkan sistem pengumpulan data dan tiap
subsistem output.
Bagian
penting dari IE melibatkan pengaturan standar produksi―suatu unsur pentng dalam
menerapkan management by exception di area manufaktur. IE merupakan standar
dengan mempelajari proses produksi untuk menentukan berapa lama waktu yang
haris dihabiskan. Standar itu disimpan di dalam database dan dibandingkan
dengan kinerja akrual yang disediakan oleh SIA. Penyimpangan yang cukup besar
dilaporkna ke manajemen.
2.2 Manufacturing Intelligence Subsystem
Manufaktur Intelligence Subsystem bermanfaat agar manajemen
tetap mengetahui perkembangan terakhir mengenai sumber-sumber pekerja,
material, dan mesin. Dalam informasi pekerja menejemen manufaktur tetap
memperhatikan serikat pekerja yang mengorganisasikan para pekerja perusahaan,
jika pekerja perusahaan memilih untuk berserikat, maka kontrak akan menjelaskan
harapan dan kewajiban baik perusahaan maupun serikat.
Sistem formal maupun informal
digunakan untuk menciptakan informasi pekerja :
1.
Sistem
Formal manajemen
manufaktur memiliki arus informasi pekerja dengan menyiapkan permintaan pekerja
yang dikirimkan ke departemen SDM, kemudian SDM mengumpulkan informasi dari
berbagai elemen lingkungan dan menghubungi pelamar, setelah pelamar diseleksi
data pelamar dikirimkan ke manajemen manufaktur.
2.
Sistem
Informal Informasi antara pekerja dan manajemen manufaktur sebagian
besar bersifat informal, yaitu berupa kontrak harian antara pekerja dan
penyedia mereka. Terdapat juga hubungan komunikasi informal antara pejabat
serikat, departemen hubungan industrial, dan manajemen tingkat atas.
Dalam hal informasi pemasok
departemen pembelian memiliki beberapa pembeli yang mengharuskan diri dalam
memperoleh meterial kelas tertentu. Pada pemilihan pemasok terbaik merupakan
elemen kunci dalam mencapai efisiensi dan kualitas produksi. Material yang
dipesan harus tiba sesuai jadwal dan dengan tingkat kualitas yang diharapkan.
1.
Input
Pemasok tersedia ketika wiraniaga pemasok menelepon pembeli dan
memberikan manual dan katalog
2.
Input
Pengendalian Kualitas terdiri dari data yang disediakan oleh pemeriksa kualitas
saat material melawati proses produksi
3.
Input
Pelayanan Pelanggantanggung jawab dari fungsi pemasaran
2.3 Penggunaan Sistem Informasi
Manufaktur oleh Manajer
Sistem
Informasi manufaktur mulai digunakan dalm penciptaan maupun dalam operasi
sistem produksi fisik. Informasi manufaktur ini digunakan oleh eksekutif
perusahaan, manajer bagian manufaktur, maupun manajer lainnya.
Penggunaan sistem
informasi manufaktur pada perusahaan, antara lain:
1.
Eksekutif
perusahaan
Eksekutif
perusahaan menerima informasi dari subsistem output yang menjelaskan seluruh
operasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerja dalam
proses produksi dan hasil produksinya.
2.
Manajer bagian
manufaktur
Manajer bagian
manufaktur menggunakan sistem informasi ini untuk keberlangsungan proses
produksi.
3.
Manajer bagian
lain
Manajer bagian
lain seperti manajer pemasaran dan keuangan juga menggunakan output dari sistem
informasi mannufaktur ini. Pemasar merasa tertarik dengan aspek produksi
seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena faktor-faktor tersebut
mempengaruhi penjualan produk. Manajer
keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan karena digunakan
dalam menentukan investasi persediaan, dan subsistem produksi, karena digunakan
untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
Suatu
hal penting yang harus diingat adalah sistem informasi manufaktur menyediakan
informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
CAD/CAM dan
robotik sebagai penerapan teknologi komputer pada sistem produksi fisik. Sifat
proaktif dari maKEterial requirements olanning (MRP) dan manufacturing resource
planning (MRP II). Kesederhanaan relatif dari just-in-time (JIT). Sistem
Informasi manufaktur sebagai kombinasi dari sistem input dan output,
diitegrasikan oleh database.
DAFTAR
PUSTAKA
McLeod,
Raymond. Sistem Informasi Manajemen,
edisi 7. Prenhallindo. Jakarta. 2001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar