Rabu, 11 April 2018

Pengembangan Sistem Dalam Sistem Informasi Manajemen

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“PENGEMBANGAN SISTEM”

Nama Kelompok :
  1. Nanik Sugini                          /1510210291
 2. Irsha Febryana                     /1610210345
 3. Sri Rahayu                            /1610210346
4. Anung Dwi Astiar               /1610210348
5. Sindy Desiedera                  /1610210427
 6. Leny Diana N.E.P                /1610210510
7. Devina Permata A              /1610210709
8. Ceria Agus Tiana               /1610210797


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA SURABAYA(STIESIA)

TAHUN 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah saya dapat menyalesaikan makalah Sistem Informasi Manajemen
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Untuk itu saya selaku penyusun sangat berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah Sistem Informasi Manajemen  Lydia Setyawardani, SE., M.Si.,Akyang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, saya mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem yang pertama berorientasi pada informasi adalah SIM (sistem informasui manajemen). Dan sasarannya adalah memberikan dukungan secara luas kepada seluruh manajer dan sebuah organisasi.
Para pengguna informasi ini dapat mencakup manajer dan nonmanajer di dalam perusahaan sekalipun orang-orang dalam organisasi di luar perusahaan.
Sistem informasi adalah suatu sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer, program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi.Jadi sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak.Sistem Informasi ada padahampirsetiapperusahaanatauinstansiuntukmendukungkegiatanbisnismerekasehari-hari.Biasanyaporsipengerjaanpengembangansisteminformasidiserahkankepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan sudah teratasi pada sistem yang baru.

1.2 Rumusan Masalah
  1.   Apa yang dimaksud siklus hidup pengembangan sistem?
  2.  Apa saja tahap-tahap siklus hidup pengembangan sistem?
  3. Pengertian dari prototyping dan RAD ?


1.3 Tujuan Penulisan
  1.  Mengetahui bagaimana siklus hidup pengembangan ekonomi.
  2. Memahami bagaimana proyek-proyek pengembangan sistem dikelola dengan cara dari atas kebawah
  3. Mengenal proses-proses dasar pengestimasian biaya proyek 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

2.1.1 Pengertian Siklus Hidup Pengembangan Sistem
Siklus hidup system ini merupakan penerapan pendekatan system yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan system berbasis komputer. Dimana siklus hidup system tersebut merupakan pola yang lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengembangkan system yang lebih cepat dan lebih responsif yang dapat dicapai dengan peningkatan siklus hidup  melalui penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer.
Pola dalam siklus hidup system ini menyerupai roda dimana terdapat lima tahap, yaitu perencanaan, analis, rancangan, penerapan, dan pengunaannya. 4 tahapan pertama dinamakan siklus hidup pengembangan system (SDLC) , dan tahap yang kelima yaitu penggunaannya yang berlangsung sampai tiba waktunya merancang system itu kembali. Proses merancang kembali mengakibatkan siklus hidup system pada 4 tahap pertama akan terulang.
Siklus hidup system yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis system, pemrogaman, dan operasi. ketika system tersebut mempengaruhi seluruh organisasi atau memiliki nilai strategis, maka komite eksekutif mengawasi proyek pengembangannya. Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus yang bertujuan memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian, komite ini disebut Komite Pengarah SIM yang mempunyai 3 fungsi, yaitu :
1.      Menetapkan kebijakan.
2.      Menjadi pengendali keuangan.
3.      Menyelesaikan pertentangan.

2.1.2 Alasan pentingnya perencanaan dalam pengembangan sistem adalah:
  1. Mengurangi ketidak pastian ( Informasi rencana induk ) 
  2. Meningkatkan ekonomi operasi ( intergritas dan otomatisasi ) 
  3. Memusatkan perhatian pada tujuan ( penetapan tujuan ) 
  4. Menyediakan sarana guna mengendalikan operasi. ( pengembangan ,penerapan dan operasi ) 

2.1.3 Prinsip Pengembangan Sistem

1. Sistem yang dikembangkan adalah untuk manajemen.

2. Sistem yang dikembangkan adalah investasi modal yang paling besar.

Investasi modal harus mempertimbangkan beberapa hal :
a.       Bila alternatif yang diabaikan dan sudah terlanjur menanamkan dana ke suatu proyek investasi tertentu.
b.      Investasi yang terbaik harus bernilai 
Investasi ini baru menguntungkan jika manfaat atau hasil baliknya lebih besar dari biayanya..

3. Sistem yang dikembangkan memerlukan banak orang yang terdidik.

4. Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dilakukan dalam proses Pengembagan sistem.

5. Proses pengembangan sistem tidak harus urut.
6. Jangan takut membatalkan proyek.

7. Dokumentasi harus ada untuk pedoman pengembangan sistem.

2.1.4 Tahap–Tahap SDLC


 Gambar 1.1 Siklus Hidup Pengembangan 



1.      Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus dibangun. Pada tahap ini diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada pengguna. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran – sasaranyang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang melaksanakan.
Adapun langkah – Langkah dalam tahap perencanaan, adalah :
1.    Menyadari Masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer , non manajer , dan elemen – elemen dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi pencetusnya , karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala – gejala permasalahan.
2.    Mendefinisikan Masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, pada titik ini manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan informasi. Sebaliknya, manajer hanya mencari dan mengidentifikasikan dimana sebenarnya permasalahan dan penyebabnya.
3.    Menentukan Tujuan Sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang secara umum tujuan – tujuan ini akan dibuat lebih spesifik
4.    Mengidentifikasi Kendala – Kendala Sistem
Sistem baru dari operasinya tidak akan bebas dari kendala baik dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan.
5.    Membuat Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor – faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Tahap Analisis
Analisis sistem adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.Jadi, analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.Merupakan tahap yang kritis dan penting karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap berikutnya.
Langkah – langkah dalam tahap analisis adalah :
1.    Mengumumkan penelitian system
Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru, manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama para pekerja.
2.    Mengorganisasikan tim proyek      
Tim proyek yang akan melakukan penelitian system dikumpulkan dan dipilih dari orang – orang yang aktif.
3.    Mendefinisikan kebutuhan informasi
Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi seperti:
-          Wawancara perorangan
-          Pengamatan
-          Pencariana catatan
-          Survey.
Semua metode ini disukai karena :
-          Menyediakan komunikasi 2 arah
-          Dapat meningkatkan antusiasme pada royek
-          Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
-          Member kesempatan bagi peserta pryek untuk mengungkapkan pandangan yangberbeda.
4.    Mendefinisikan criteria kinerja system.
kriteria kerja yang diusulkan oleh manajer dapat dilakukan jika tim proyek menyetujui.
5.    Menyiapkan usulan rancangan
Analisis sitem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan.
6.    Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi rancangan dan apabila disetujui maka proyek maju ke tahap rancangan.

3. Tahap Rancangan
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlakukan oleh sistem baru.
Langkah – langkah dari tahap rancangan, adalah :
1.    Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci.
Analisis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru. Beberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih terinci.
2.    Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem.
Identifikasi merupakan suatu proses yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas. Hal ini dilakukan oleh analisis dan diatur oleh manajer.
3.    Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem.
Analis, bekerja sama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif.  Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala – kendala yang ada.
4.    Memilih Konfigurasi Terbaik
Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.  Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite pengaruh SIM.
5.    Menyiapkan Usulan Penerapan
Analisis menyiapkan usulan penerapan analisis yang mengikhtisarkan tugas – tugas penerapan yang harus dilakukan,keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.
6.    Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, penetapan akan disetujui.

4. Tahap Penerapan
            Adapun langkah – langkah dari tahap penerapan adalah :
1.    Merencanakan Penerapan
Para komite pengarah SIM, manajer , dan analisis sitem harusmemahami dengan baik pekerjaan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2.    Mengumumkan Penerapan
Proyek penerapan di umumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama mereka.
3.    Mendapatkan Sumber Daya Perangkat keras
Rancangan system disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok memungkinkan untuk memilih unit-unit komputer yang terbaik untuk melakukan tugas tersebut.
4.    Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
Ketika perusahaan memutuskan untuk ,menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer melakukan dokumentasi yang disiapkan oleh analisis system sebagai titik awal. Programer dapat menyiapkan dokumentasi lebih terinci, seperti Bahasa Inggris yang terstruktur atau bagan arus program.
5.    Menyiapkan Database
Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
6.    Menyiapkan Fasilitas Fisik
Jika perangkat keras dari system baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan kontruksi baru atau perombakan.
7.    Mendidik Peserta dan Pemakai
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat system bekerja. Mereka ini disebut dengan peserta, dan mereka meliputi oprator output data,pegawai coding dan pegawai administrasi laninya.
8.    Menyiapkan Usulan Cutover
Cutover adalah proses menghentikan penggunaan system lama dan memulai menggunakan system baru ini dalam.
9.    Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem Baru
Manajer dan komite pengarah SIM menelaah status proyek dan menyetujui atau merekomendasikan tersebut. Bila manajemen menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover.
10.  Masuk ke Sistem Baru
Setelah manajemen menerima rekomendasi itu, system baru akan dijalankan.

       5. Tahap Penggunaan
Adapun langkah – langkah dari tahap penggunaan adalah :
1.    Menggunakan system
Pemakai menggunakan system untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada taha perencanaan.
2.    Audit system
Setelah system digunakan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru tersebut memenuhi kriteria kinerja.
3.    Memelihara system
Selama digunakan, berbagai modifikasi dibuat sehingga system terus memberikan dukungan yang diperlukan. Berbagai modifikasi ini disebut pemeliharaan system. Hal ini dilakukan untuk 3 alasan yaitu memberbaiki kesalahan, mejaga kemutakhiran system, dan meningkatkan system.
4.    Menyiapkan usulan rekayasa system
Ketika bagi pemakai system tersebut tidak dapat digunakan lagi, maka diusulkan kepada para komite pengaruh SIM untuk merekayasa ulang system tersebut. Usulan yang dapat berbentuk memo atau laporan, harus mencakup kelemahan inheren system, statistic mengenai biaya, dsb.
5.    Menyetujui atau menolak rekayasa ulang system
Komite pengarah SIM memntukan apakah suatu siklus hidup system baru itu perlu.
Siklus hidup system ini merupakan penerapan pendekatan system yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan system berbasis komputer. Pengembangan system yang lebih responsive dapat dicapai dengan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Hal tersebut adalah prototyping dan Rapid Application Development (RAD).

2.2 PROTOTYPING,RAPID APPLICATION DEVELOPMENT

2.2.1 Pengertian Prototyping
Proses pengembangan sistem seringkali menggunakan pendekatan prototipe(prototyping). Metode ini sangat baik digunakan untuk menyelesesaikan masalah kesalahpahaman antara user dan analis yang timbul akibat user tidak mampu mendefinisikan secara jelas kebutuhannya (Mulyanto, 2009).
            Prototyping adalah pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja (prototipe) dari aplikasi baru melalui proses interaksi dan berulang-ulang yang biasa digunakan ahli sistem informasi dan ahli bisnis. Prototyping disebut juga desain aplikasi cepat (rapid application design/RAD) karena menyederhanakan dan mempercepat desain sistem (O'Brien, 2005).

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan
  • Keunggulan prototyping  :

1)  Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan.
2)  Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3)  Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem.
4)  Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem.
5)  Penerapan menjadi lebih  mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
  • Kelemahan prototyping :

1)   Pelanggan tidak melihat bahwa perangkat lunak belum mencerminkan kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan belum memikirkan peneliharaan dalam jangka waktu yang lama.
2)   Pengembang biasanya ingin cepat menyelesaikan proyek sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman sederhana.
3)   Hubungan pelanggan dengan komputer mungkin tidak menggambarkan teknik perancangan yang baik.

2.2.3 Jenis Prototype
a. Prototipe jenis I evolusioner (evolutionary prototype), langkah – langkah pengembangannya adalah :
1.      Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai. Analisis mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap system.
2.      Mengembangkan prototipe. Analisis system mungkin  bekerjasama dengan spesialis informasi lain.
3.      Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Analisis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan system. Pemakai memberi masukan kepada analisis apakah prototipe itu memuaskan. jika ya, akan lanjut ke langkah 4, dan jika tidak makan akan diulang langkah 1-3.
4.      Menggunakan prototipe. Prototipe ini menjadi system operasional.
b.      Prototipe jenis II Persyaratan(requirements prototype), langkah – langkah pengembangannya adalah :
1.       3 langkah dalam prototipe jenis II ini sama dengan Prototipe jenis I.
2.       Mengkodekan system operasional. Programmer menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean system operasional.
3.       Menguji system operasional. Programmer menguji system.
4.       Pemakai memberi masukan kepada analisis apakah prototipe itu memuaskan. jika ya, akan lanjut ke langkah 5, dan jika tidak makan akan diulang langkah 1-4.
5.       Menggunakan system operasional.

2.2.4 Daya tarik prototyping adalah :
1.      Komunikasi antara analisis system dan pemakai membaik.
2.      Analisis dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
3.      Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan system.                          
4.      Spesialis informasi dan pemakai menghabiskna lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan system.
5.      Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkan.

2.2.5 Prototyping bukannya tanpa potensi kegagalan. Kegagalan tersebut yaitu :
1.      Ketergesaan untuk membuat prototipe menghasilkan permasalahan, evaluasi alternative, dan dokumentasi. Istilah “cepat dan kotor” digunakan untuk menjelaskan beberapa usaha prototyping.
2.      Pemakai mungkin sangat tertarik dengan prototipe, sehingga mengharapkan sesuatu yang tidak realistis.
3.      Prototipe jenis I tidak seefisien prototipe jenis II yang dikodekan dalam bahasa pemrogaman.
4.      Hubungan komputer-manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang lebih baik.

2.2.6 Protoyping bekerja paling baik pada penerapan – penerapan dengan karakteristik sebagai berikut :
1.      Risiko tinggi.
2.      Pertimbangan interaksi pemakai.
3.      Jumlah pemakai banyak.
4.      Dibutuhkan penyelesaian cepat.
5.      Perkiraan tahap penggunaan system yang pendek.
6.      System yang inovatif. Perilaku pemakai yang sukar ditebak.

2.2.7 RAD (Rapid Application Development)
Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan hasil yang dicapai melalui siklus tradisional (McLeod, 2002). RAD merupakan gabungan dari bermacam-macam teknik terstruktur dengan teknik prototyping dan teknik pengembangan joint application untuk mempercepat pengembangan sistem/aplikasi (Bentley, 2004). Dari definisi-definisi konsep RAD ini, dapat dilihat bahwa pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode RAD ini dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat.
 Kelebihan dan Kekurangan RAD : 

  • Kelebihan RAD (Rapid Application Development)

a)      Mudah mengakomodasi peruabahan sistem
b)      Progress development bisa di ukur
c)      Waktu iterasi bisa di perpendek menggunakan RAD Tools
d)     Mengurangi waktu development
e)      Mudah dalam menentukan dasar sistem
f)       Mempermudah feedback customer
g)      Cocok untuk proyek yang membutuhkan waktu pengembangan yang lebih pendek.
h)      Cocok untuk sistem yang berbasis komponen dan terukur.
  • Kekurangan RAD (Rapid Application Development)

a)      Ketergantungan pada anggota bisnis tim untuk mengidentifikasi persyaratan bisnis
b)      Hanya sistem yang bisa di modularized yang bisa dibangun menggunakan RAD
c)      Membutuhkan developer / designer yang berpengalaman
d)     Ketergantungan pada keterampilan model
e)      Kompleksitas manajemen Tidak dapat diterapkan pada proyek yang kecil / murah

2.2.8 Unsur-unsur penting RAD
RAD membutuhkan empat unsur penting : manajemen, orang, metodologi, dan alat :
1.      Manajemen. Manajemen, khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji cob (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.
2.      Orang. Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. Martin menggunakan istilah tim SWAT, dimana SWAT merupakan singkatan dari “skilled with advanced tools” (ahli dengan alat-alat canggih).
3.      Metodologi. Metodologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD.
4.      Alat-alat. Alat-alat RAD trutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa peranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided software engineering―CASE)yang memfasilitasi prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadiperanti lunak dan basis data operasional.
Dari semua komponen rekayase informasi RAD mungkin telah mendapatdukungan yang terbesar. Meskipun metodologi ini mungkin tidak diterapkan persis sama dengan yang dibayangkan oleh Martin. Penekanan yang diberikannya pada keterlibatan pengguna dan kecepatan membuatnya menjadi sangat menarik.

2.3 MENEMPATKAN SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM PLACE THE TRADITIONAL SDLC,PROTOTYPING DAN RAD DALAM PERSPEKTIF

2.3.1 Pengertian SDLC
SDLC adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem informasi berbasis komputer. SDLC terdiri dari serangkaian yang erat yang mengikuti langkah-langkah pendekatan system. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan secara top-down, SDLC sering disebut sebagai Pendekatan Air terjun (waterfall approach).

2.3.2 Alat-alat Pengembangan Sistem
Pendekatan sistem dan berbagai siklus hidup pengembangan sistem adalah metodologi cara-cara yang direkomendasikan dalam memecahkan masalah-masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya seperti metodologi yang memandu para pengembang sistem ketika mereka membuat sistem.

2.3.3 Pemodelan Proses
1)      Diagram Arus Data
Diagram arus data (data flow diagram - DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah sistem yang mempergunakan 4 bentuk simbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir melalui proses-proses yang saling tersambung.
Simbol-simbol tersebut mencerminkan:

a)      Unsur-unsur lingkungan
            Unsur-unsur lingkungan berada di luar batas sistem. Unsur-unsur ini memberikan input data kepada sistem dan menerima output data dari sistem. Dalam DFD, tidak ada pembedaan antara data dan informasi. Seluruh arus maya dapat dianggap sebagai data. Istilah terminator sering kali dipergunakan untuk menyatakan unsur-unsur lingkungan., karena menunjukkan titik-titik dimana sistem berakhir. Suatu terminator digambarkan di DFD dalam bentuk kotak atau persegi panjang, yang diberi label dengan nama unsur lingkungan tersebut. Suatu terminator dapat berupa :
  • Orang, seperti seorang manajer, yang menerima laporan dari sistem.
  • Organisasi, seperti departemen lain dalam perusahaan atau perusahan lain.

Sistem lain yang memiliki antarmuka dengan sistem.

b)      Proses
           Proses adalah sesuatu yang mengubah input menjadi output. Proses dapat digambarkan dengan sebuah lingkaran, seuah persegi panjang horizontal, atau sebuah persegi panjang tegak bersudut melingkar. Masing-masing simbol proses diidentifikasikan dengan sebuah label. Teknik pemberian label yang paling umum adalah dengan menggunakan kata kerja dan objek, tetapi Anda juga dapat mempergunakan nama dari suatu sistem atau program komputer.

c)      Arus data
Arus data terdiri atas sekumpulan unsur-unsur data yang berhubungan secara logis (mulai dari satu unsur data tunggal hingga satu file atau lebih) yang bergerak dari satu titik atau proses ke titik atau proses yang lain. Maupun Simbol panah digunakan untuk menggambarkan arus ini dan dapat digambar dengan menggunakan garis lurus maupun melingkar.

d)     Penyimpanan data
Ketika kita perlu menyimpan data karena suatu alasan tertentu, maka kita akan menggunakan penimpanan data. Dalam terminologi DFD, penyimpanan data adalah suatu gudang data. Bayangkanlah penyimapanan data sebagai “data yang beristirahat.” Penyimpanan data dapat ditunjukkan oleh sekumpulan garis-garis sejajar, sebuah kotak dengan ujung terbuka, atau bentuk oval.

2)      Diagram Arus Data Bertingkat
Mengidentifikasi proses-proses utama sistem. Proses utama ini disebut diagram nomor 0 (figure 0 diagram). Tambahan DFD dapat digunakan untuk menghasilkan dokumentasi dengan tingkat yang lebih ringkas dan lebi terperinci. Sebuah diagram yang mendokumetasikan sistem pada tingkat yang lebih ringkas disebut diagram konteks(context diagram); sebuah diagram yang memberikan lebih banyak detail disebut diagram nomor n (figure n diagram).
a.       Diagram Konteks
Diagram konteks (context diagram) menempatkan sistem dalam suatu konteks lingkungan. Digram ini terdiri atas satu simbol proses tunggal yang melambangkan keseluruhan sistem. Diagram ini menunjukkan arus data yang mengarah dan keluar dari terminator. Ketika menggambarkan sebuah diagram konteks, Anda:
1.      Hanya menggunakan satu simbol proses saja.
2.      Memberikan label pada simbol proses untuk mencerminkan keseluruhan sistem.
3.      Jangan memberikan nomor pada simbol proses tunggal.
4.      Memasukkan seluruh terminator untuk sistem.
5.      Menunjukkan seluruh arus data yang terjadi antara terminator dan sistem.
b.      Diagram  Nomor N
Diagram nomor n (figure n diagram) mendokumentasikan satu proses dari sebuah DFD dengan tingkat detail yang lebih besar.
3)      Kasus Penggunaan
Kasus penggunaan (use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog yang terjadi antara sistem primer dengan sekunder. Dalam kasus, sistem primer adalah sebuah program komputer dan sistem sekunder adalah orang yang brinteraksi dengan program komputer. Dialog biasanya terdiri atas tindakan-tindakan yang diambil oleh para partisipan, seperti yang dilakukan oleh seorang operartor entri data dan sistem komputer.

2.3.4Manajemen Proyek Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk menyelesaikannya. Proses pengembangan system melewati beberapa tahapan dari mulai system itu direncanakan sampai dengan system tersebut diterapkan, dioperasikan dan dipelihara. Bila operasi system yang sudah dikembangkan masih timbul kembali permasalahan-permasalahan yang kritis serta tidak dapat diatasi dalam tahap pemeliharaan system, maka perlu dikembangkan kembali suatu system untuk mengatasinya dan proses ini kembali ke tahap yang pertama, yaitu tahap perencanaan system. Siklus ini disebut dengan siklus hidup suatu system (system life cycle). Daur atau siklus hidup dari pengembangan system merupakan suatu bentuk  yang digunakan untuk menggambarkan tahapan utama dan langkah-langkah di dalam tahanpan  tersebut dalam proses pengembangannya.
Dari sekian banyak siklus pengembangan system menurut beberapa penulis sejak tahun 1970 an, diambil salah satu yang akan menjadi acuan kita mengenai pengembangan system ini, yaitu menurut John Burch, Gary Grudnitski, Information Systems, Theory and Practice (new York: John Wiley & Sons) yang menuliskan tahapan pengembangan system sebagai berikut:
a)    Kebijakan dan perencanaan system (System policy and planning)
b)    Pengembangan sistem (system development)
c)    Analisis sistem (system analysis)
d)   Desain sistem secara umum (general system design)
e)    Penilaian sistem (system evaluation)
f)     Desain syitem terinci (detailed system design)
g)    Implementasi system (system implementation)

2.3.5Mengestimasi Biaya Proyek
Mengestimasi waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah sistem telah lama menjadi satu tugas yang menantang.
Semua metode ini kurang lebih mengandalkan pada 3 komponen:
  1. Informasi mengenai sistem tertentu yang sedang dibuat dan orang yang akan melakukan pengembangan
  2. Pengalaman historis
  3. Pengetahuan mengenai proses pengembangan peranti lunak dan alat-alat serta teknik estimasi.
    I. Input Pengestimasian Biaya
Sebuah work breakdown structure (WBS) mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas proyek yang akan membutuhkan sumber daya.
1.    Kebutuhan sumber daya (resource requirement) 
2.    Tarif sumber daya (resource rate) 
3.    Estimasi durasi aktivitas (activity duration estimates) 
4.    Informasi historis (historical information)
   II. Alat-alat dan Teknik Pengestimasian Biaya.

Estimasi analogis (analogous estimating) menggunakan biaya aktual proyek-proyek serupa yang telah di lakukan di masa lalu sebagai dasar untuk memproyeksikan biaya dari proyek yang yang sedang dipertimbangkan. Teknik ini digunakan ketika hanya terdapat sedikit informasi lain yang tersedia. Teknik ini lebih murah daripada teknik-teknik yang lain, tetapi pada umumnya kurang akurat.
Estimasi dari bawah ke atas (bottom-up estimating) dimulai dengan detail, seperti aktivitas di dalam grafik Gantt, lalu mengalikannya dengan data biaya, seperti tarif per jam untuk karyawan, untuk menghasilkan estimasi biaya proyek. Semakin banyak detail awal, maka akan semakin akurat hasil yang diperkirakan.
Alat-alat terkomputerisasi (computerized tools) dapat digunakan secara terpisah untuk menyederhanakan alat-alat yang baru saja diuraikan. Satu sumber bagi alat-alat terkomputerisasi adalah WWW.CONSTRUX.COM.
Model-model matematis (mathematical models)dapat digunakan untuk menguantifikasi karakteristik proyek dan membuat stimulasi dari berbagai macam skenario. Hasil output teknik ini akan paling akurat ketika data historisnya akurat, karakteristiknya dapat dikuantifikasi dengan mudah, dan model tersebut dapat diatur skalanya sehingga dapat menangani ukuran proyek dalam rentang yang lebar.

   III. Output Pengestimasian Biaya

Estimasi biaya dibuat untuk seluruh sumber daya yang dibebankan ke proyek dan biasanya dinaytakan dalam unit-unit keuangan yang berlaku, seperti Dollar dan Euro.
Detail-detail pendukung mendokumentasikan bagaiman estimasi tersebut dihitung dan setiap asumsi-asumsi yang diambil.
Rencana manajemen biaya (cost-management plan) menjelaskan bagaimana varians biaya yang dikelola.


2.4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN DECISION SUPPORT SYSTEM MODEL

2.4.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan






Decision Support Systems (DSS) atau system pendukung keputusan adalah serangkaian kelas tertentu dari system informasi terkomputerisasi yang mendukung kegiatan pengambilan keputusan bisnis dan organisasi. Suatu DSS yang dirancang dengan benar adalah suatu system berbasis perangkat lunak interaktif yang dimaksudkan untuk membantu para pengambil keputusan mengkompilasi informasi yang berguna dari data mentah, dokumen, pengetahuan pribadi, dan/atau model bisnis untuk mengidentifikasikan dan memecahkan berbagai masalah dan mengambil keputusan.
System pendukung keputusan atau DSS digunakan untuk mengumpulkan data, menganalisa dan membentuk data yang dikoleksi, dan mengambil keputusan yang benar atau membangun strategi dari analisis, tidak pengaruh terhadap computer, basis data atau manusia penggunanya.
Informasi yang biasanya dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi pendukung keputusan akan melakukan:
a)       Mengakses semua asset informasi terkini, termasuk data legasi dan relasional, kompulan data, gudang data, dan kumpulan jumlah besar data.
b)       Angka-angka penjualan antara satu periode dengan periode lainnya.
c)       Angka-angka pendapatan yang diperkirakan, berdasarkan pada asumsi penjualan produk baru.
d)       Konsekuensi pilihan-pilihan pengambilan keputusan yang berbeda, dengan pengalaman dalam suatu konteks yang dirinci ulang.

2.4.2 Persyaratan yang biasa dimiliki dalam penerapan Sistem Pendukung Keputusan Tingkat Tinggi:
a)       Pengumpulan data dari beragam sumber (data penjualan, data inventori, data supplier, data riset pasar, dsb).
b)       Penformatan dan penggunaan data.
c)       Lokasi database yang sesuai serta pembangunan format untuk pembuatan laporan dan analisa berbasis pengambilan keputusan.
d)       Perangkat dan aplikasi yang serba bisa dan mampu memberikan pelaporan, monitoring dan analisa terhadap data.

2.4.3 Implementasi DSS Di Dunia Kerja
Konsep implementasi DSS di dunia kerja yang kali ini diambil oleh penulis adalah penerapan Business Intelligence dalam pengumpulan data serta presentasi data dalam suatu bentuk Dashboard. Bidang industri perusahaan yang dijadikan contoh adalah maskapai penerbangan atau airline industry.
Teknologi aplikasi yang digunakan adalah system aplikasi berbasis web dan dapat diakses pada suatu URL tertentu dari PC/laptop/tablet milik pengguna dengan kapasitas minimum, kapan saja dan dimana saja pengguna berada.
Metodologi, proses serta perangkat pelaporan Business Intelligence atau BI adalah komponen kunci yang memberikan analisa data, pelaporan dan monitoring yang kaya kepada pengguna sistem.
Secara garis besar, proses yang terjadi kurang lebih adalah seperti digambarkan dalam diagram dibawah ini, dimana;
a)       System akan mengumpulkan semua data baik data master dan juga data transaksi dari setiap aplikasi yang digunakan semua departemen dalam perusahaan, untuk kemudian dilakukan analisis What-if tergantung dari laporan apa yang diinginkan oleh pihak manajemen.
b)       Hasil analisis tersebut akan menentukan keputusan apa yang harus diambil oleh manajemen.
c)       Terlihat dibawah, berbagai departemen yang mengaksesnya antara lain Personalia (Human Resource/HRD), Keuangan (Accounting), Produksi/Operasional, Pemasaran/Marketing, Distribusi/Pengiriman, serta divisi lain, yang semuanya berada dibawah manajemen perusahaan.


2.4.4 Alur DSS untuk Sistem Informasi Akuntansi
Struktur Alur Data Dalam Aplikasi Business Intelligence
perlu diingat bahwa aplikasi dashboard juga memiliki beragam kategori per divisi, dimana setiap divisi/departemen dalam suatu perusahaan biasanya menggunakan jenis data yang berbeda, serta mengakses data dalam cara yang berbeda pula. Laporan dan hasil analisis yang diperlukan juga otomatis berbeda, begitu pula bentuk pelaporan yang diperlukan tiap-tiap divisi tersebut, sebagaimana digambarkan dalam diagram dibawah.

Pembagian Kategori Dashboard Berdasarkan Penitikberatan Pengambilan Informasi Perusahaan
Tujuan Tujuan dari Decision Support System (DSS) antara lain adalah :
a)       membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi struktur
b)       mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya
c)       meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan seorang manajer daripada efisiensinya.
Tahap-tahap
Tahap-tahapdalampengambilankeputusanantara lain adalah :
a)       kegiatanintelijen,
b)       kegiatanmerancang,
c)       kegiatanmemilihdanmenelaah.
Model
Model DSS terdiridari:
  1. Model matematika.
  2. Database.
  3. Perangkat lunak.
Perangkat lunak DSS sering disebut juga dengan DSS generator. DSS generator ini berisi modul-modul untukdatabase, model dan dialog manajemen. Modul database ini menyediakan beberapa hal, seperti: creation, interrogation dan maintenance untuk DSS database. DSS database memiliki kemampuan untuk menemukan sistem database yang telah disimpan. Sedangkan modul model digunakan untuk menyajikan kemampuan membuat, menjaga dan memanipulasi ke dalam bentuk model matematika. Model dasar ini menampilkan electronic spreadsheet. Model dialog digunakan untuk menarik perhatian para pengguna untuk berhubungan langsung antara pengguna dengan komputer dalam mencari solusi. 

2.4.5 Penerapan Decision Support System (DSS) Dalam Suatu Instansi Mengapa DSS Digunakan Dalam Suatu Perusahaan
  1. Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil.
  2. Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat.
  3. Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis.
  4. Sistem komputer perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan.
2.4.6 Karakteristik DSS
Beberapa karakteristikDSSyang membedakan dengan sistem informasi lainnya adalah:
  1. Berfungsi untuk membantu proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun tidak terstruktur.
  2. Bekerja dengan melakukan kombinasi model-model dan tehnik-tehnik analisis dengan memasukkan data yang telah ada dan fungsi pencari informasi.
  3. Dibuat dengan menggunakan bentuk yang memudahkan pemakai (user friendly) dengan berbagai instruksi yang interaktif sehingga tidak perlu seorang ahli komputer untuk menggunakannya.
  4. Sedapat mungkin dibuat dengan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan dan kebutuhan pemakai.
  5. Keunikannya terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan.


2.5 SISTEM PAKAR DAN KECERDASAN BUATAN

2.5.1 Pengertian Sistem Pakar
             Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau hanya sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan. Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu. 

2.5.2 Ciri-Ciri Sistem Pakar
Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Memiliki informasi yang handal.
2.      Mudah dimodifikasi.
3.      Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
4.      Memiliki kemampuan untuk belajar beradaptasi.

2.5.3 Keuntungan dan kelemahansistem pakar
  • Keuntungan Sistem Pakar
            Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain :
1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
4. Meningkatkan output dan produktivitas.
5. Meningkatkan kualitas.
6. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).
7. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
8. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
9. Memiliki reabilitas.
10. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
11. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.
12. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
13. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
14. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
  • Kelemahan Sistem Pakar
Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain :
1.      Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
2.      Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya.
3.      Sistem Pakar tidak 100% bernilai benilai.

2.5.4. Alasan pengembangan sistem
1.    Sistem pakar sendiri dikembangkan lebih lanjut dengan alasan :
2.    Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan di berbagai lokasi.
3.    Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan seorang pakar.
4.    Seorang pakar akan pensiun atau pergi.
5.    Seorang pakar adalah mahal.
6.    Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.

2.5.5 Modul Penyusun Sistem Pakar
Menurut Staugaard (1987) suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama yaitu :
1. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode) Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya.


2. Modul Konsultasi (Consultation Mode)

Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.



3. Modul Penjelasan (Explanation Mode)

Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh system (bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh).

2.5.6 Struktur Sistem Pakar
Komponen utama pada struktur sistem pakar menurut Hu et al (1987) meliputi:

1. Basis Pengetahuan (Knowledge Base)

Basis pengetahuan merupakan inti dari suatu sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar. Basis pengetahuan tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi. Kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui.



2. Mesin Inferensi (Inference Engine)

Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi, berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan dalam rangka mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya.Strategi pengendalian berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan prose penalaran. Terdapat tiga tehnik pengendalian yang sering digunakan, yaitu forward chaining, backward chaining, dan gabungan dari kedua teknik pengendalian tersebut.



3. Basis Data (Data Base)

Basis data terdiri atas semua fakta yang diperlukan, dimana fakta fakta tersebut digunakan untuk memenuhi kondisi dari kaidah-kaidah dalam sistem. Basis data menyimpan semua fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi, maupun fakta-fakta yang diperoleh pada saat proses penarikan kesimpulan sedang dilaksanakan. Basis data digunakan untuk menyimpan data hasil observasi dan data lain yang dibutuhkan selama pemrosesan.



4. Antarmuka Pemakai (User Interface)

Fasilitas ini digunakan sebagai perantara komunikasi antara pemakai.dengan komputer.


2.5.7 KECERDASAN BUATAN
(Artificial Intelligence)
Definisi Kecerdasan Buatan
• H. A. Simon [1987] :
“ Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan
penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman
komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan
manusia adalah- cerdas”

• Rich and Knight [1991]:
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana
membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat
dilakukan lebih baik oleh manusia.”

• Encyclopedia Britannica:
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang
dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk
simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan
metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan”

Tujuan dari kecerdasan buatan menurut Winston dan Prendergast [1984] :
1.      Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama
2.      Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3.      Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)

Domain penelitian Dalam Kecerdasan Buatan
1.      Formal tasks (matematika, games)
Mundane task (perception, robotics, natural language, common sense,
reasoning)
2.      Expert tasks (financial analysis, medical diagnostics, engineering,
scientific analysis, dll)
PERMAINAN (Game)
3.      Kebanyakan permainan dilakukan dengan menggunakan sekumpulan
aturan.
Dalam permainan digunakan apa yang disebut dengan pencarian ruang.
4.      Teknik untuk menentukan alternatif dalam menyimak problema ruang
merupakan sesuatu yang rumit.
Teknik tersebut disebut dengan HEURISTIC.
5.      Permainan merupakan bidang yang menarik dalam studi heuristic.

2.5.8 Konsep Dan Definisi Dalam Kecerdasan Buatan
Turing Test merupakan sebuah metode pengujian kecerdasan yang
dibuat oleh Alan Turing.
1.      Proses uji ini melibatkan seorang penanya (manusia) dan dua obyek
yang ditanyai. Yang satu adalah seorang manusia dan satunya adalah
sebuah mesin yang akan diuji.
2.      Penanya tidak bisa melihat langsung kepada obyek yg ditanyai
3.      Penanya diminta untuk membedakan mana jawaban komputer dan
mana jawaban manusia berdasarkan jawaban kedua obyek tersebut.
4.      Jika penanya tidak dapat membedakan mana jawaban mesin dan mana
jawaban manusia maka Turing berpendapat bahwa mesin yang diuji
tersebut dapat diasumsikan CERDAS.

2.5.9 Persamaan dan Perbedaan antar System Pakar dengan Kecerdasan Buatan
            Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu penyelesaian masalah.Sedangkan perbedaannya: 
            Kalau system pakar mengacu kapada si perancang itu sendiri sebagai object dalam menyiapkan suatu system guna mendapatkan hasil yang maksimal. Sedangkan Kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada Hardware guna mencapai hasil yang maksimal.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Sejumlah metodologi SDLC telah mengalami evolusi dengan siklus tradisional, Prototyping, RAD, dan pengembangan berfase. Pendekatan SDLC tradisional, yang juga disebut pendekatan air terjun, terdiri lima tahap: perencanaan,analisa, rancangan, penerapan,penggunaan.
Sebelum manajemen memberikan kata setuju untuk memulai suatu proyek sistem, mereka biasanya meminta agar biaya proyek diestimasi. Data input digunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan tidak hanya estimasi biaya, melainkan juga detail-detail pendukung seperti bagaimana estimasi dilakukan, asumsi-asumsi, dan bagaimana varians biaya akan dikelola setelah proyek dijalankan.
3.2 Saran
Penulis berharap semoga apa yang disajikan memberi ilmu dan informasi. Selanjutnya Penulis mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalah dikemudian hari. 

PROMOSI PRODUK MAKANAN

PRODUK MAKANAN LAZIZAA       Bisnis waralaba fried chicken sekarang mulai digandrungi oleh sebagian pengusaha. Semua bisa menjadi mitrany...